Sabtu, 13 Desember 2014

Berkenalan Dengan Kimia



Kimia, kata yang sering dipakai orang untuk merujuk sesuatu yang berbahaya, misalnya produk makanan dan minuman atau kosmetik dewasa ini dituding berbahaya karena mengandung berbagai bahan kimia. Kampanye back to nature kemudian disuarakan. Berbagai iklan produk tertentu mengusung tema tersebut dan dengan percaya diri menyatakan bahwa mereka menggunakan bahan–bahan alamiah yang lebih baik daripada bahan–bahan kimia.
Bagi saya, tudingan itu agak keterlaluan karena sesungguhnya ilmu kimia tidaklah penuh hal – hal berbahaya. Bahkan produk herbal yang katanya alamiah dan baik pun melibatkan ilmu kimia dalam rangkaian proses rumit dari penelitian sampai terproduksi sebuah produk yang dikatakan lebih baik itu.
Berangkat dari keprihatinan saya pada tudingan kimia sebagai sesuatu yang berbahaya, saya membuat tulisan ini, sekedar ingin memperkenalkan kimia pada semua yang awam kimia. Sebagai langkah awal, baiknya kita menengok sejenak sejarah perkembangan kimia.

Sejarah Perkembangan Ilmu Kimia
Ilmu kimia memiliki kronologi perkembangan yang cukup menarik. Cikal bakalnya dimulai dari alkimia pada abad belasan. Kata alkimia berasal dari bahasa Arab, al–kimiya  atau al-khimiya yang berarti seni Mesir Kuno. Pada masa itu, Mesir kuno menyebut negerinya ‘kemi’. Mereka memiliki banyak penyihir sakti. Sehingga etimologi itu dikaitkan dengan ‘seni hitam’. Lebih lanjut, alkimia dianggap sebagai suatu psedosains alias sains palsu karena penuh dengan hal–hal mistis. Tudingan itu muncul karena ketidakmampuan manusia di jaman itu untuk menjabar fenomena – fenomena alam yang ada di sekitarnya.
Pertumbuhan alkimia tidak terlepas dari isu transmutasi logam biasa menjadi emas; dari sesuatu yang biasa menjadi luar biasa, lebih bernilai. Hal ini menanda adanya sebuah kerinduan pada kehidupan baru yang lebih baik. Hal tersebut mengindikasikan adanya perubahan pada pola hidup manusia. Pemicunya adalah bertambahnya populasi manusia sehingga daya dukung alam terhadap kehidupan semakin menurun. Hal ini mendorong manusia untuk berpikir keras demi memenuhi kehidupannya. Manusia mulai demikian terasah untuk berpikir dan berinovasi demi bertahan hidup. Interaksi antar manusia pun memungkinkan perubahan pola hidup antar sesama. Peradaban berubah, budaya tercipta dan berkembang dalam sebuah masyarakat. Dunia menjadi semakin kaya dengan aneka pengetahuan dan pemilahan terhadap hal  baik dan hal buruk termasuk pada nilai segala sesuatu di alam.
Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi. Nilainya terletak dari sifatnya yang lebih tahan lama dibandingkan perak atau besi yang relatif lebih muda karat. Orang tentu menyukai sesuatu yang awet dan tahan lama. Jadi, semakin banyak orang menimbun emas, semakin kaya ia.
Isu transmutasi logam biasa menjadi emas mencipta spekulasi tentang eksistensi batu bertuah (philosopher stone). Batu ini diyakini dapat mengubah logam biasa menjadi emas. Bisa pula untuk membuat ramuan hidup abadi (exilir of life). Lagi – lagi manusia tertarik pada suatu yang panjang usia, sebagaimana emas, manusia sendiri juga berkeinginan memiliki sebuah hidup yang abadi.
Ada hal dasar yang menarik disini; manusia berpengetahuan dan pengetahuan selalu berkembang. Semakin bertambah pengetahuan, semakin manusia menemukan sesuatu yang tidak sempurna dan selalu terdorong untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dan lebih bernilai. Dan ramuan hidup abadi diharapkan memberikan keabadian bagi kesenangan manusia untuk terus hidup, terus mencari, dan terus menemukan.
Terkait ramuan hidup abadi, saya suka mengaitkan alasan kebutuhan manusia terhadap hal ini dengan cerita penciptaan manusia dan alam semesta. Pada awal penciptaan, manusia ditempatkan di taman Eden. Tuhan memberikan kuasa pada manusia untuk menguasai, merawat, dan mencecap segala disana, kecuali dua pohon di tengah taman. Dua pohon itu, pohon pengetahuan tentang yang baik dan buruk serta pohon kehidupan. Tapi tergoda ular, hawa mencecap buah pohon pengetahuan dan menjerumuskan pula adam. Manusia jatuh ke dalam dosa karena melanggar larangan. Ada kerenggangan dalam hubungan horizontal manusia dan Sang Pencipta. Manusia terusir dari taman Eden. Tuhan lalu menutup taman itu dan melindungi pohon yang satunya lagi, yang belum sempat dicecap manusia. “sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan dan memakannya sehingga ia hidup selama – lamanya” (Kejadian 3:22). Untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan, Tuhan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang bernyala – nyala dan menyambar – nyambar. Jadi saya kira, pencarian exilir of life berangkat dari cerita itu.

Tujuan alkimia adalah menemukan batu bertuah dan exilir of life. Tapi ada satu masalah, manusia zaman itu masih terlalu sederhana. Banyak rahasia alam belum tersingkap. Batu bertuah adalah tujuan yang masih terlalu dijabar sesederhana sesuatu yang berperan dalam transmutasi logam biasa menjadi emas. Bagaimana wujud batu bertuah, mengapa ia bisa begitu, dimana bisa ditemukan, dan berbagai pertanyaan lain terkait hal itu sungguh sesuatu yang rumit. Dan seringkali manusia letih untuk berpikir lalu dengan sederhana memberi tudingan atau reputasi tertentu. Alkimia kemudian dianggap psedosains, manakala ilmu itu bisa mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain. Banyak orang yang masih bodoh menganggap hal itu sebagai fenomena atau mujizat. Lalu dalam keterbatasannya menudingnya sebagai praktik sihir dan si alkemis dituduh penyihir. Alkimia menjadi psedusains karena cukup lama orang bimbang memilah sains yang misterius dan sains yang mistis. (Yang misterius adalah sesuatu yang masih rahasia dan belum terpecahkan penjelasannya, sementara yang mistis adalah yang rahasia dan mungkin tidak pernah bisa diterima nalar).
Tentang penyihir, baiklah sejenak kita menengok sedikit buku paling fenomenal tentang penyihir, Harry Potter. Sang penulis, J.K. Rowling memulai buku pertama Harry Potter dengan mengusung judul Harry Potter dan Batu Bertuah. Nah, bukankah ini terkait alkimia? Lalu dalam buku itu kita akan menemukan mantra, astrologi, juga ramuan Profesor Snape yang antagonis. Semua dalam buku itu lekat dengan semua kejayaan alkimia, cikal bakal kimia.
Mari kembali pada alkimia, ada dua tujuan yang mempengaruhi pertumbuhan alkimia, kegelisahan pada penemuan batu bertuah dan ramuan hidup abadi. Dua kegelisahan itu mempengaruhi kebutuhan pada ilmu pengetahuan lain, seperti matematika, astrologi, dan sebagainya. Mengapa? Karena orang perlu segala sarana untuk mendukung pencarian demi menemukan yang dicari. Alkimia bertumbuh bersama ilmu lainnya. Mari ambil contoh, astrologi. Orang membaca bintang demi membaca fenomena alam untuk memberi navigasi sepanjang perjalanan untuk menemukan batu bertuah atau tetumbuhan untuk ramuan. Orang memperhatikan musim ketika bertanam dan memanen. Ini selanjutnya berpengaruh pada kandungan senyawa aktif pada tumbuhan yang berkhasihat obat. Nanti ilmu ini dimanfaatkan orang – orang kimia bahan alam, kedokteran, dan farmasi.
Kesederhanaan manusia pada masa itu membuat alkimia juga lekat dengan berbagai simbol–simbol. Simbol membantu memberi bahasa sederhana dari sebuah rangkaian yang rumit. Salah satu simbol yang terkenal adalah ouroboros. Jika anda pembaca karya Ayu Utami, Ouroboros bisa ditemukan di novelnya yang berjudul Lalita. Atau jika anda pernah belajar filsafat, simbol ini pasti tak asing. Tapi jika anda baru mendengar tentang ouroboros, gambarnya kurang lebih seperti ini:




Ouroboros, simbol ular yang memakan ekornya sendiri. Di tengahnya ada berbagai simbol lain. Ular yang memakan ekornya sendiri melambangkan pemusnahan diri sendiri dan penyembuhan diri sendiri. Simbol ini menerangkan siklus kehidupan yang terus berputar, tentang energi yang kekal; tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, hanya bisa berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Dalam lingkaran ular memakan ekornya sendiri ini, terdapat pula simbol – simbol astrologi, seperti matahari, venus, dan sebagainya. Simbol yang sama juga mewakili simbol – simbol unsur kimia seperti emas, sulfur, dan timah. Jadi bisa disini terbaca keterkaitan alkimia dengan astrologi, metalurgi, dan filsafat.
Contoh simbol yang lain misalnya Mangkuk Higieia, yang dipakai dalam dunia farmasi. 

Higieia adalah Dewi penyembuhan. Simbol ini menjabar Higieia sebagai mangkuk yang dilingkari ular. Ular (sebagaimana telah dibahas) melambangkan penyembuhan. Sementara mangkuk adalah simbolisasi perempuan (lebih banyak tentang ini bisa baca di Novel The Da Vinci Code).
Pada dua contoh tersebut, ular membawa makna siklus berkelanjutan dan keselarasan kehidupan di bumi. Ular juga menyimbolkan kebijaksanaan karena mampu membawa arwah leluhur untuk membantu menyembuhkan. Keselarasan bisa kita tafsir juga begini, ketika ular memakan ekornya, ia menelan dirinya sendiri, bermakna menghancurkan sekaligus menyembuhkan. Selain siklus tak terputus terkait hukum kekekalan energi, ini juga menjabar dua sisi kehidupan, bahwa setiap hal muncul berdampingan dengan bayang hal lain, seperti koin punya dua sisi, demikian pula kehidupan, ada yang baik dan ada yang buruk. Maka obat, tumbuhan obat punya efek racun sekaligus  efek obat.
Konsep keselarasan kemudian menjadi hal penting dalam alkimia selanjutnya juga pada ilmu kimia modern. Hal paling sederhana terkait ini, dalam ilmu kimia segala reaksi harus bersyarat setimbang dengan energi seminimum mungkin. Makanya pada awal belajar kimia, kita selalu belajar menyetarakan reaksi kimia juga mengenal simbol unsur – unsur, misalnya H untuk hidrogen, O untuk oksigen, dan sebagainya.
Jika kau memandang kimia sebagai ilmu yang rumit, maka alkimia pun dahulu dipandang begitu. Tampaknya ini warisan yang kejam. Alkimia dituding psedosains, sains palsu, ilmu sihir, dan kimia dituding berbahaya. Tapi mari kita garisbawahi, kimia mempelajari perubahan bentuk yang satu ke bentuk yang lain, seperti sihir, seperti mujizat. Itu keunikannya.
Sayang tudingan dan orang – orang yang latah dengan tudingan membuat lebih banyak orang tak tertarik bersentuhan dengan alkimia. Puncak paling dilematis terjadi pada suatu masa yang terkenal sebagai masa pagan. Masa paling gelap, paling mistis. Ketika agama mulai berkembang, penyihir diberantas. Penyihir tak diterima karena dianggap berbahaya.
(Masa ini mungkin menginspirasi dongeng anak – anak yang kaya cerita penyihir, sebut saja Hansel and Gretel atau Snow White dan Para Kurcaci. Legenda dan dongeng ikut mempertahankan reputasi sesuatu yang tertuding buruk).
Pada masa gelap itu, alkimia mati suri karena aneka pemusnaan. Tapi berkas– berkas alkimia masih ditekuni dengan diam–diam di Mesir. Di tempat lain, alkimia dipraktikan dengan cara berbeda. Seperti di Tiongkok, alkimia berkembang luas dalam praktek – praktek kedokteran, farmasi, dan astrologi. Berkas alkimia tampak pula pada konsep keselarasan berdasarkan karakter elemen ying-yang atau empat afatar; udara, air, api, dan udara, juga kajian – kajian keselarasan dalam karakter unsure kayu, besi, dan sebagainya.
Alkimia perlahan tenggelam kemudian muncul dengan nama baru Kimia. Pertumbuhan kimia dimulai pada era pertumbuhan agama islam. Praktisi yang terkenal adalah Jabir Ibnu Hayyan, yang selanjutnya disebut bapak ilmu kimia. Sumbangan kontribusi Jabir berupa penyempurnaan teknis pada proses kristalisasi, destilasi, kalsinasi, dan sublimasi.
Kimia pun berkembang luas, berbagai cabang ilmu kimia pun berkembang, kimia organik, anorganik, bahan alam, bahan makanan, kimia fisik, kimia analitis, kimia logam, dan sebagainya. Sejalan dengan pertumbuhan ilmu lainnya, teknologi pun berkembang dan membantu menyingkap berbagai fenomena alam. Berbagai alat ukur atau yang mendukung pemecahan berbagai pertanyaan diciptakan.
Satu yang paling menarik di kimia adalah perkembangan teori atom yang memberi peluang bagi perkembangan pemahaman atom sebagai elemen paling kecil di semesta ini. Teori atom memungkinkan suatu pendekatan untuk memahami pola interaksi atom – atom yang rumit. Bagian terkecil ini amat mendasari perubahan wujud zat, sehingga yang semula tertuding sihir berubah menjadi sesuatu yang logis atau bernalar.
Kimia modern sesungguhnya masih mewarisi pola khas sejak alkimia. Misalnya simbolisasi unsur – unsur untuk menyederhanakan suatu pemahaman yang kompleks. Misalnya Oksigen diberi simbol O dan Hidrogen diberi simbol H. Air diberi simbol H2O. Semua unsur lalu tertata dalam tabel periodik berdasarkan nomor atom yang menyederhanakan pemahaman luas tentang jumlah proton, neutron, dan elektron dalam atom, yang lebih lanjut berpengaruh pada karakteristik individualis atom tersebut dan bagaimana interaksinya dengan atom lain. Tabel periodik unsur – unsur kemudian membantu ramalan kemungkinan pembentukan berbagai senyawa kompleks. Misalnya pada air kita bisa menjabar mengapa harus ada 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen.
Kimia juga tampak abstrak karena perilaku atom tak visual, tapi bisa terjamah nalar lewat suatu pendekatan matematis yang menjabar suatu pemikiran logis. Kimia selalu berkembang dari pemikiran – pemikiran filosofis tentang kehidupan. Sehingga orang kimia harus pandai berhayal dalam nalar yang baik untuk bisa memahami.
Dalam keabstrakannya, kimia masih misterius bagi yang tak mencecapnya. Ia malah dituding berbahaya setelah jauh sebelumnya dituding mistis. Mari kita ambil contoh satu bahan kimia berbahaya, sebut saja pewarna makanan, sunset yellow atau tartarzine yang popular sebagai pewarna jingga pada produk makanan dan minuman. Apakah ia sungguh buah dari ilmu kimia saja? Pewarna makanan adalah produk sintetis. Kenapa orang membuat produk sintetis? Untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Menjawab kebutuhan hidup, industri makanan membuat aneka produk, yang sekiranya tahan lama. Segala bahan segar ditelusuri senyawa aslinya lalu dibuat modifikasinya. Ini bukan produk praktisi kimia murni saja, tapi juga ilmu terapan lain, seperti teknik industry, kedokteran, dan farmasi. Ketika orang semakin terbuai dengan nikmat produk sintetis, efek penyakit timbul sebagai akumulasi dari konsumsi yang berlebihan dan ketidakselarasan kita mengatur pola hidup. Orang mulai rindu sehat, rindu bebas dari efek negatif pola hidup nikmat yang membuai selama ini. Lalu kerinduan itu terjawab pada ingin teraihnya kehidupan lama yang masih alamiah, masih sederhana, ketika orang makan langsung dari produksi alam bukan produksi pabrik. Orang menggagas makanan organik dan menghindari yang kimia. Padahal yang organik juga produk pemikiran kimia. Misalnya anda mengkonsumsi tumbuhan herbal, tahukah anda, ada penelitian bertahun – tahun untuk isolasi dan identifikasi zat aktif tersebut. Dan para kimiawan bekerja meneliti di laboratorium dengan try and error sejumlah kombinasi pelarut dari bahan kimia yang dituding berbahaya?
Bagaimanapun juga ada yang sudah terlalu terlanjur dari sebuah penilaian. Sejarah panjang kimia sejak alkimia tampaknya menjabar alasan yang mendesak keterterimaan terhadap tudingan terhadap sesuatu. Selanjutnya kimia menjadi bereputasi berbahaya atau tertuding berbahaya. Ini suatu bentuk sederhana untuk membahasakan sesuatu yang rumit untuk dipahami.
 

Jumat, 16 Mei 2014

Sekelumit Masalah Transportasi Umum Di Kota Kupang

Di perkotaan, sistem transportasi merupakan salah satu komponen penting yang berfungsi menunjang mobilitas kehidupan penduduk perkotaan. Salah satu yang penting dalam sistem transportasi masyarakat perkotaan adalah angkutan umum. Karena itu, sarana transportasi umum perlu dikelola dengan baik agar mendukung fungsi tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pengertian kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Angkutan umum terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Angkutan Jalan Raya, Angkutan Rel, Angkutan Laut, dan Angkutan Udara. Keberadaan angkutan umum sangat penting sebagi sarana pendukung dalam aktivitas perekonomian suatu daerah.
Angkutan umum yang melayani masyarakat Kota Kupang adalah angkutan kota (angkot), ojek, bus, dan taksi. Di Kota Kupang, angkot dan ojek adalah yang paling diminati dan jumlahnya jauh lebih banyak daripada angkutan umum yang lain. Tapi angkot adalah yang paling diminati karena pertimbangan jalur perjalanan yang sesuai dengan asal dan tujuan, serta biaya transposrtasinya yang lebih murah.
Angkutan kota (angkot) merupakan angkutan umum yang termasuk dalam jenis angkutan jalan raya. Angkot memiliki asal dan tujuan yang berbeda–beda dengan jalur yang berbeda pula yang disebut dengan trayek angkot. Setiap trayek angkot dibedakan dengan warna angkot atau angka yang tertera pada angkot tersebut. Angkot dikendarai oleh seorang sopir dan dibantu oleh seorang kenek.
Angkot yang ada di Kota Kupang dilengkapi dengan seperangkat sound system dan didandani dengan berbagai aksesoris. Tujuannya untuk hiburan dan untuk menarik penumpang. Hal ini menciptakan ciri khas tersendiri dan memberikan kesan unik untuk dikenang para pendatang (para wisatawan atau orang yang hanya berkunjung sebentar untuk tujuan tertentu). Namun di sisi lain, keunikan ini menciptakan persaingan tidak sehat antar pengusaha angkot. Mereka menganggap perangkat sound system dan aksesoris di angkot sebagai daya tarik efektif untuk menarik penumpang. Persepsi penumpang pun tergiring  untuk menciptakan semacam pengkelasan terhadap angkot. Maka ada istilah angkot gaul dan angkot puruk, yang ditinjau berdasarkan dua daya tarik tadi. Angkot gaul adalah yang dilengkapi sound system yang baik dan didandani dengan berbagai aksesoris (stiker–stiker, pewangi ruangan, dan lain sebagainya). Persaingan tidak sehat tercipta ketika sound system dan aksesoris mendorong persentase minat yang berbeda terhadap bemo. Maka terbangun persepsi, angkot yang paling efektif mengupayakan daya tarik penumpang, adalah yang paling efektif mendapatkan pemasukkan.
Sound system dan aksesoris juga membuat angkot–angkot di Kota Kupang dijuluki diskotik berjalan. Pengeras–pengeras suara besar ditempatkan di bawah bangku penumpang, musik–musik menggelegar dan memekakkan telinga disalurkan dari sana. Para sopir serta penumpang–penumpang tertentu menyukai dentum–dentum yang membuat jantung melonjak–lonjak. Kadang dentum jauh lebih dominan dibandingkan elemen musik yang lain, dentum kerap diutamakan hingga mengaburkan lirik lagu atau suara penyanyi.
Angkot di Kupang yang menjelma diskotik berjalan merupakan sumber kebisingan pada sarana transportasi dan jalan raya di Kota Kupang. Ini berdampak pada lingkungan pemukiman, perkantoran, atau sekolah–sekolah yang berada di sekitar jalan raya yang menjadi jalur bemo.
Dampak kebisingan suara musik pada angkot bisa menyebabkan gangguan pada manusia, seperti gangguan fisiologi (berupa peningkatan tekanan darah, denyut jantung bertambah, dan lelah), gangguan psikologis (berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, stres, dan cepat marah), gangguan komunikasi (berupa gangguan kejelasan suara), dan ketulian. 
Kebisingan adalah bunyi yang tidak nyaman atau tidak dikehendaki. Bunyi sendiri adalah gejala yang umum dalam kehidupan sehari–hari sehingga jarang dihargai kegunaannya. Besar kecilnya kebisingan tergantung pada kualitas bising serta bagaimana sikap terhadap kebisingan tersebut. Biasanya sikap tersebut bersifat subjektif, tergantung pada si pendengar.
Sopir dan kenek angkot umumnya tidak merasa terganggu karena sudah terbiasa mendengar suara musik yang keras dan berdentum–dentum. Mereka telah melakukan adaptasi terhadap gangguan kebisingan yang dirasakan. Namun tanpa disadari mereka bisa mengalami hilangnya kepekaan terhadap bunyi karena mengalami kenaikan ambang pendengaran.
Para penumpang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kebisingan yang ditimbulkan musik di dalam angkot. Ada yang tidak memedulikannya karena dianggap sebagai hiburan. Tapi mereka yang tidak mampu melakukan adaptasi terhadap sumber kebisingan itu akan memberikan respon, seperti meminta sopir mengecilkan sound system-nya. Namun adakalanya sopir tak memedulikan respon dan permintaan penumpang. Mereka malah memaksa penumpang untuk beradaptasi padahal penerimaan orang terhadap dampak bising itu berbeda. Bagi mereka, musik adalah daya tarik. Tanpa musik, bemo sepi peminat. Musik adalah salah satu pendukung pemasukan mereka.
Dalam sistem transportasi umum, trayek yang satu mempunyai jumlah setoran yang berbeda dengan trayek yang lain. Setoran ini harus dipenuhi oleh para sopir angkot setiap hari. Untuk memenuhi setoran yang ditentukan, para sopir angkot harus mengejar target setoran, atau ‘kejar setoran’.
Adanya kejar setoran itu berpengaruh pada perilaku para sopir saat mengemudi. Perilaku mereka cenderung negatif dan sering membuat para penumpang merasa tidak nyaman.  Pada banyak sopir terdapat pola pikir bahwa kenyamanan dan keselamatan penumpang serta pengguna jalan lainnya bukan sesuatu yang paling penting dan harus dipertimbangkan ketika berkendaraan karena mereka selalu terdesak untuk mengejar setoran. Pola pikir ini menimbulkan perilaku berkendaraan yang tidak bertanggung jawab. Banyak sopir angkot sering ugal–ugalan sehingga membahayakan penumpang bemo itu sendiri, dan penggguna jalan lainnya. Seringkali teguran penumpang tidak dihiraukan. Pengendara kendaraan seharusnya sadar, secara tidak langsung mereka menerima tanggung jawab atas keselamatan penumpangnya. Perilaku seperti ini dapat ditimbulkan oleh para sopir tembak atau pengendara yang tidak mempunyai Surat Ijin Mengemudi (SIM).
Hal yang sama juga terjadi pada angkutan umum lainnya seperti ojek. Populasi ojek semakin bertambah setiap harinya. Mudahnya memperoleh kredit sepeda motor menjadi salah alasan yang menyebabkannya. Ini juga menyumbang dampak pada tingginya tingkat kemacetan di jalan raya. Ojek diminati sebagai sarana transportasi yang mampu menjangkau tempat–tempat yang tidak bisa dijangkau angkot. Tarif ojek relatif sedikit lebih mahal dibandingkan angkot.
Ojek adalah usaha individual yang tidak memiliki trayek tertentu. Umumnya para pengojek berasal dari wilayah di sekitar pangkalannya. Tapi terbatasnya jumlah penumpang yang dilayani mereka, memungkinkan mereka melakukan mobilitas yang tinggi. Mereka bisa mengantar penumpang kemanapun. Asal dan tujuan ojek tidak terbatas seperti pada angkot yang terbatas pada trayek tertentu. Ini memberi keuntungan bagi para penumpang. Tapi ada dampak negatif pada angkutan umum yang sedikit ekslusif ini, seperti bahaya tindak kriminal. 
Populasi ojek yang meningkat juga menyebabkan adanya kejar setoran seperti pada bemo karena para pengojek harus memenuhi kebutuhan hidupnya dan memiliki beban untuk membayar kredit sepeda motor setiap bulannya. Ini juga memacu perilaku berkendaraan yang tidak bertanggung jawab. Tukang ojek sering ugal–ugalan, tidak memiliki SIM, dan tidak menganggap penting penggunaan helm sebagai alat pengaman diri.
Sistem transportasi umum di Indonesia memang agak tidak tertata dengan baik. Halte tidak dimanfaatkan sebagaimana fungsinya sebagai tempat perhentian kendaraan. Di Indonesia, angkutan umum bisa berhenti dimana saja, berbeda dengan di negara lain dimana angkutan umum hanya menurunkan penumpangnya di halte. Ini menyebabkan masalah dalam lalu lintas kendaraan di jalan raya.
Banyak pelanggaran lalu lintas sering terjadi. Banyak pengendara angkutan umum tidak mematuhi rambu lalu lintas. Banyak angkutan umum suka berhenti sembarangan untuk mengangkut atau menurunkan penumpang. Demi cepatnya memperoleh penumpang, banyak angkot sering berhenti di tempat–tempat yang tidak seharusnya, seperti perempatan, pertigaan, atau tikungan jalan. Kebiasaan buruk ini juga disumbangkan para penumpang yang tidak memperhatikan juga keselamatan di jalan raya. Asalkan cepat menumpang angkutan umum dan cepat sampai tujuan tanpa memedulikan aturan lalu lintas.
Ada pula perilaku tidak bertanggung jawab lainnya seperti pengendara kendaraan yang suka merokok dan menerima panggilan telepon seluler saat berkendaraan. Asap rokok dapat mengganggu kenyamanan penumpang, sementara menerima panggilan telepon seluler saat berkendaraan berpotensi menimbulkan kecelakaan karena konsentrasi pengendara terpecah dalam dua aktivitas sekaligus.
Kenyamanan dan keselamatan dalam sistem transportasi umum di perkotaan menjadi tanggung jawab semua pihak karena mendukung mobilitas penduduk perkotaan. Dari beberapa permasalahan yang ada, maka perlu adanya perubahan paradigma dari “kendaraan angkutan umum yang memerlukan penumpang” menjadi “penumpang yang membutuhkan angkutan umum”. Hal tersebut dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain;
1.      Dilakukan pembinaan terhadap pengendara angkutan umum. Ini bertujuan untuk memberikan pendidikan agar mereka lebih bertanggung jawab dalam berkendaraan.
2.      Pemberlakuan sertifikasi untuk pengendaraan kendaraan setelah dilakukan pembinaan.
3.      Pengusaha angkot harus selektif dalam memilih sopirnya. Carilah yang memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). Selain pembinaan dari pihak terkait, para pengusaha angkot perlu melakukan pembinaan kepada para sopirnya tentang perilaku berkendaraan yang bertanggung jawab. Dan bila perlu dibuat sebuah kontrak kerja antara kedua belah pihak.
4.      Perlu adanya manajemen bagi ojek.
5.      DLLAJR perlu mengkaji kembali manajemen transportasi seperti mengaktifkan kembali sistem terminal dan karcis angkot bagi masing–masing trayek angkot. Juga mengkaji kebutuhan angkot pada setiap trayek angkot sehingga jumlah angkot dalam suatu trayek angkot memenuhi kuota penumpang pada wilayah trayek tersebut.
6.      Dibuat sistem penomoran, penamaan, atau pewarnaan angkot yang sesuai trayeknya.
7.      Meniadakan atau membatasi penggunaan aksesoris dan sound system pada angkot.

Dengan adanya perubahan paradigma dari “kendaraan angkutan umum yang memerlukan penumpang” menjadi “penumpang yang membutuhkan angkutan umum”, maka;
1.      Para pengendara angkutan umum mempunyai kesadaran berkendaraan yang bertanggung jawab dan tertib lalu lintas. Dengan sendirinya penumpang sebagai pengguna jasa angkutan umum dan pengguna jalan pun digiring untuk memiliki tanggung jawab dan ketertiban yang sama.
2.      Tercipta persaingan usaha yang sehat dalam usaha jasa angkutan umum.
3.      Manajemen kendaraan menjadi lebih baik, tidak ada lagi perebutan penumpang.
4.      Para penumpang tidak mempunyai pilihan dalam menumpang angkot dan tercipta kesadaran menghargai waktu.

5.      Dampak kebisingan lalu lintas dapat ditekan sehingga tercipta lingkungan pemukiman yang nyaman dan orang–orang dapat bekerja dengan baik, serta penumpang angkot dapat menikmati perjalanan yang nyaman dan terhindar dari gangguan kesehatan akibat dampak tersebut.

Minggu, 23 Maret 2014

Puisi

Kesadaran Pertama

pada titik ini aku buntu
sesuatu dalam benakku menjadi lebih pekat dari malam
tak bisa kutelusuri untuk sungguh mendamaikan dahaga ingin tahu
hanya bisa kujejak gelap, kuterka jalan, dan merasa takut

aku manusia
dan ada yang berbicara dalam tubuh ini
bagai dua karib
apakah mereka sungguh dua?
darimanakah ia atau saya berasal?
mengapa kami mesti hadir pada raga ini?
mengapa kami mesti manusia?

betapa terkutuk makhluk ini
dosa adam hawa menjadi warisan
bagai cincin sauron yang jatuh pada Bilbo Bagins
lalu terwaris pada Frodo Bagins
ada tanggung jawab terpikul
tak terelak
harus diterima sebagai tanggung jawab

bisakah aku tak ada?
tapi aku telah ada untuk menyadari semua ini
dan aku takut
karena aku pasti lemah untuk selalu mengelak dosa
buah pengetahuan terlanjur dikecap nenek moyang
batu filosofi hanya dongeng penghiburan
ramuan hidup abadi hanya usaha yang membuka pengetahuan baru
pohon keabadian telah dijaga ketat dari sang pelanggar
kematian menjadi harga mutlak menuju jawaban

dan misteri itu, siapa mampu menelusur?

Music

Music is the most important entertainment in the world. Music likes a salt that brings resolutely taste for our food. Music needs together with the other entertainment. For example, a film needs music as a back sound of a scene. The dancers need music for dancing. Most people need music for refreshing their brain when stress. The number of people uses music as media to communicate something for other people. Music has cadence, intonation, and lyric that stimulates people to feel something. Music is one way to tell something that you feel.

There are many types of music, such traditional music and international music. The traditional music is the music from an ethic or a community in a country. It is commonly created from traditional instruments that is quite special in an ethic. For example tifa is one of Indonesian traditional instrument. It is from the Maluku. The other hand, international music is the music born from a community, then it developed and was accepted in global community. It is created from the instrument that popular in global are, such piano or guitar. Everybody in the world knows piano or guitar but just a few people in the world or in Indonesian know tifa.


The traditional music of a country as important as the international music that is heard everywhere nowadays. But, the popularity of international music threatens the existence of traditional music. Most people think the international music is cooler than the traditional music. Whereas, although old fashioned, the traditional music was created by traditional instruments of a country. It shows the identity of the country. If we ignore it, we will lose knowledge about our cultural riches. International music can exist for long time because it is kept by global community that fond it. But the existence of traditional music depends on how we keep it. If we don’t care, next generation in our country will forget our cultural riches.