Dalam application
form beasiswa selalu
termuat sejumlah pertanyaan penuntun untuk menggali alasan kita melamar
beasiswa.
Biasanya kita harus menulis sebuah essay atau supporting statement. Ini adalah komponen penting yang mendorong panitia seleksi untuk melirik kita, sehingga perlu ada suatu tulisan yang benar-benar menjual.
Biasanya kita harus menulis sebuah essay atau supporting statement. Ini adalah komponen penting yang mendorong panitia seleksi untuk melirik kita, sehingga perlu ada suatu tulisan yang benar-benar menjual.
(Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash) |
Sebuah tulisan yang matang tidak bisa dihasilkan
dengan sistem kebut semalam atau sepekan, apalagi bagi kita yang tidak terbiasa
menulis.
Bahasa tulis relatif lebih sulit daripada bahasa
lisan, apalagi untuk tujuan menarik perhatian panitia seleksi beasiswa. Tim
seleksi tidak mengenal siapa kita sehingga kita harus pandai-pandai dalam
menarik perhatian mereka. Pola penulisan harus diusahakan mengalur agar enak
dibaca dan dipahami, serta isi tulisan harus fokus menjawab pertanyaan yang
disampaikan.
Berikut ini, beberapa tips menulis aplikasi
beasiswa, ini bukan sebuah pola standar tapi semoga bisa membantu terutama bagi
kita yang tidak terbiasa menulis.
#1. Buat perencanaan sebelum menulis
Jika sungguh buntu darimana kita harus mulai
menulis sementara kita sudah penuh ide, maka perencanaan seperti membuat
kerangka penulisan atau mind
mapping akan sangat berguna.
Tulis saja semua ide yang ada di kepala kita.
Untuk lebih fokus, baca berulang kali pertanyaan
yang diajukan, misalnya how
you choose your proposed course and university? Inti pertanyaannya adalah proses sehingga kita
sampai menentukan pilihan kita. Informasi dalam tulisan harus tentang itu.
Biasanya proses memilih terkait dengan sejumlah
pertimbangan yang mendasari pilihan-pilihan kita. Kita bisa memulai dari
pilihan kita apa.
Misalnya, saya berencana mengambil S2 kesehatan
lingkungan, terutama kesehatan di lingkungan kerja karena saya bekerja untuk
memberikan pelatihan terkait hal itu, latar belakang pendidikan sebelumnya
mendukung (misalnya S1 kesehatan masyarakat dan D3 kesehatan lingkungan). Saya
punya pengalaman kerja dan ingin mengembangkan diri untuk berkontribusi lebih
karena ada sejumlah persoalan A, B, C, yang mendorong saya untuk menemukan
solusi. Demi tujuan itu, saya mulai mengunjungi website dari
sejumlah universitas-universitas dan mencari program yang suitable dengan
kebutuhan saya. Lalu saya memilih universitas X dan Y karena memenuhi kebutuhan
saya.
Buat saja sebanyak mungkin perencanaan lalu
kumpulkan point-point yang bisa digabung dalam satu paragraf. Dengan
demikian kita telah mencoba menggorganisasi secara sistematis jawaban kita.
#2. Mulai menulis
Biasanya jika kerangka penulisan sudah baik,
proses menulis jadi lebih mudah.
Sekali fokus pada pertanyaan, maka jawaban kita
tidak akan melenceng. Jangan memberikan informasi tambahan yang tidak perlu.
Demi alur yang baik, usahakan ada kaitan antar
kalimat. Normalnya, satu paragraf terdiri dari satu kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama bisa di awal paragraf lalu disusul
kalimat penjelas atau di akhir paragraf setelah sejumlah kalimat penjelas.
Pastikan hal ini ketika menulis. Usahakan kita menulis sebaik kita menerangkan
sesuatu secara lisan kepada orang lain.
Jaga agar emosi kita stabil, dalam artian begini,
jangan sampai kebergairahan kita dalam menyampaikan ide menutup keteraturan
kita dalam berbahasa. Emosi yang tidak terkendali bisa menghasilkan tulisan
yang menguasai kita secara emosional tapi menjadi penjelasan amburadul yang
dibaca orang lain.
Menulis ibaratnya membuat sebuah kalung
manik-manik. Ide-ide ibarat manik-manik. Orang mungkin tertarik pada
manik-manik tapi seratus manik-manik yang tersebar di atas meja tidak lebih
menarik daripada ketika semua dirangkai menjadi sesuatu.
Seni menulis seperti seni merangkai manik-manik.
Kita harus menyambungnya dengan tali (dalam hal ini misalnya pilih kata
penyambung yang sesuai untuk mengaitkan ide), dan membuat suatu pola yang
menarik (organisasi kalimat yang baik). Asal-asalan dalam merangkai manik–manik
menjadi kalung akan berakhir dengan membuat orang melihat sebuah kalung, tapi
improvisasi bentuk akan membuat orang kagum pada kalung yang tak biasa.
Demikian, sebuah tulisan menarik para pembaca.
Posisikan diri kita sebagai penulis yang ingin
menerangkan sesuatu pada seseorang yang demikian awam, sehingga kita butuh
kehati-hatian dalam memilih kata dan mengorganisasi kalimat.
Perhatikan syarat penulisan, seperti jumlah kata
dan jumlah karakter. Bila ada ketentuan jumlah kata dan karakter, rujuklah ke
jumlah karakter, bisa jadi jumlah kata kita belum mencapai batas maksimum tapi
karakternya telah terlampaui. Periksa selalu ini. Untuk lamaran yang
disampaikan lewat sebuah sistem online ketentuan ini mempengaruhi apakah berkas
lamaran kita bisa diterima sistem atau tidak.
#3. Pengendapan
Biasanya usai menulis, kita selalu puas karena
telah berhasil menyelesaikan sesuatu.
Tapi jangan langsung percaya diri.
Endapkan tulisan itu beberapa lama sebelum
diteliti kembali. Ini memberi ruang bagi emosi kita untuk mengambil jarak dari
hasil yang membuat kita bergairah. Setelah kita cukup tentram, ambil kembali
tulisan itu dan baca kembali untuk memastikan tulisan kita sungguh menjawab
tujuan penulisan tersebut.
#4. Swaediting
Begitu membaca kembali, periksa kembali tanda baca
dan efisiensi penggunaan kata dalam kalimat.
Dalam bahasa asing, grammar dan vocabulary wajib diperhatikan. Jangan sampai ada error.
Tulisan pendek yang padat dan berisi jauh lebih baik daripada tulisan yang
panjang tapi bertele-tele.
Evaluasi, apakah kita cukup mengerti dengan
tulisan kita, jika kita merasa tidak mengerti dan tidak merasa tertarik,
apalagi orang lain yang membacanya. Pastikan berulang kali bahwa tulisan itu
sungguh adalah tulisan yang dapat dimengerti dan menarik untuk dibaca.
#5. Minta koreksi
dari orang lain
Jangan malu memberi tulisan kita untuk dibaca
orang lain.
Temukan orang yang cukup kompeten untuk membaca
tulisan kita dan memberi koreksi yang bermanfaat bagi penyempurnaan tulisan
kita.
Closing Statement
Tuntutan menulis menjadi penting dalam proses
melamar beasiswa karena merupakan bagian yang menunjukkan keseriusan kita dalam
berburu beasiswa. Jadi, selamat berjuang dan good luck!