“Carilah yang seiman dan seimbang”, Loniwati V. Mabilehi,
S.Si
Beberapa hari ini saya tersiksa dengan perkenalan saya dengan seseorang.
Kembali seorang teman memperkenalkan saya dengan seorang pria dengan maksud menjodohkan
kami. Saya menyambut baik karena dua tahun belakangan ini, hal itu lazim saya
jalankan. Sesuatu seperti ini juga bagian dari proses penemuan tambatan hati. Saya
katakan tersiksa karena ia hadir pada situasi yang sedikit tidak bersahabat,
saya sedang sangat sibuk dan sedang sangat sepenuh hati dengan beberapa
pekerjaan. Pada saat itu, keinginan untuk memiliki pasangan sementara
menguncup. Tapi tetap saya sambut perkenalan karena bagaimanapun hal ini baik.
Mengenal orang itu menyumbang terbukanya jaringan baru dalam hidup kita. Orang
– orang datang dari latar belakang yang berbeda. Bagi saya yang menggemari
dunia kepenulisan, hal ini juga dapat mengembangkan pengetahuan saya tentang
karakter orang dan hal – hal lainnya.
Bersua Pandang
Perkenalan kami dimulai lewat sms. Saya adalah jenis manusia yang langsung excited pada orang-orang baru.
Kegairahannya sama besarnya dengan ketika kau menemukan pengetahuan baru atau
berada di tempat baru. Selalu ada rangsangan keingintahuan. Tapi saya bukan
jenis perempuan yang asal ada lelaki yang datang langsung bersuka-cita, asal
jenisnya lelaki langsung ingin memilikinya. Perempuan dan lelaki ibarat kation
dan anion, dua orang berbeda jenis bagai dua muatan berlawanan jenis, selalu
ada gaya tarik menarik antara keduanya. Itu hukum alam. Namun daya tarik itu
sangat dipengaruhi oleh keelektropositifan dan keelektronegatifan serta jarak.
Saya suka menyertakan rumus fisika klasik ini:
F = k x (q1xq2)/r2
Percakapan lewat sms atau jejaring sosial adalah langkah awal yang baik.
Tapi pada proses itu orang-orang dipisahkan dalam jarak yang besar. Gaya tarik
masih kecil. Kita butuh sua pandang, agar bisa saling melihat dan mengalami
bersama berbagai hal. Respon seseorang terhadap suatu persoalan akan membuat
kita mengetahui seperti apa orang itu. Karena itu, saya agak sedikit skeptis
dengan orang-orang yang bisa jadian lewat sms tanpa bersua pandang. Meski begitu, saya
sangat kagum pada beberapa teman yang memulai hubungan mereka lewat sms atau
jejaring sosial lalu berakhir dengan sangat baik. Termasuk pula mereka yang
menjalankan long distance relationship.
Saya pribadi, bukan tidak mau tapi enggan untuk menjalankan proses tersebut. Latar belakang kehidupan saya
sulit mengijinkan saya untuk melakukan semua tadi. Selama delapan tahun
keluarga kami terpaksa menjalankan long
distance relationship, sehingga saya cukup kenyang dengan dampak negatif
dan positif dari hubungan jarak jauh itu. Bagi saya, hubungan demikian sangat
‘tidak sehat’. Akan ada ruang kosong dalam hati yang sulit ditambal. Kehilangan
kebersamaan itu sama seperti kehilangan kesempatan menyaksikan babak – babak
berarti dalam perkembangan hidup seorang manusia.
Tapi saya sepakat jika sms atau percakapan via jejaring sosial mampu
mencetus sebuah hubungan. Beberapa orang bisa jatuh hati dalam percakapan –
percakapan tanpa sua pandang itu. Rasanya memungkinkan jika kondisi dan
karakter seseorang dapat terjejak lewat apa yang disampaikannya. Untuk yang
satu ini, saya lebih menaruh kepercayaan pada jejaring sosial seperti facebook
atau twitter. Para pengguna jejaring sosial itu cenderung sangat impulsif. Terlalu banyak
postingan yang sepele, seperti sedang mandi, makan, sampai mungkin kentut pun
ditulis. Ada efek selebritas yang tanpa sadar dinikmati. Segala hal harus
dipublikasi. Maklum, modernitas telah melapangkan kesibukan dan membatasi sua
sehingga melarikan orang pada jejaring sosial yang mengkerdilkan dunia dan
memperluas interaksi antar manusia yang nyaris tanpa batas. Tak ada kelas-kelas
sosial di jejaring sosial. Ini memungkinkan orang lebih leluasa bergaul.
Karakter seseorang bisa terbaca dari keimpulsifannya atau apa saja yang disampaikannya di sosial media. Penggunaan bahasa sangat dipengaruhi oleh pola pikir yang dilatar belakangi oleh proses hidup seseorang.
Karakter seseorang bisa terbaca dari keimpulsifannya atau apa saja yang disampaikannya di sosial media. Penggunaan bahasa sangat dipengaruhi oleh pola pikir yang dilatar belakangi oleh proses hidup seseorang.
Terkait dengan itu, saya pun sempat jatuh hati dengan seorang pria lewat sms.
Pria ini langsung terasa menarik saat saya melihat pola pengetikan smsnya.
Biasanya ketika bersms, orang mengabaikan tanda baca dan segala aturan
kepenulisan. Tapi pria yang satu ini cukup teratur. Saya duga ia orang yang
sistematis. Dengan tanda baca ia memenggal kalimat dengan baik, ini
memungkinkan orang untuk memahami dengan baik maksudnya. Terkadang bahasa sms
itu berpotensi ambigu. Ia menggunakan enter untuk memisahkan bahasan baru dan
bahasan lama. Biasanya pengetik sms menghindari hal ini demi menghemat
penggunaan pulsa. Tapi ia konsisten dengan hal itu. Saya menyimpan sms-smsnya
karena saya sangat tertarik dengan pola pengetikannya. Saya saja, yang terbiasa
disiplin dalam penggunaan tanda baca dan aturan penjedaan dalam setiap proses
penulisan tak mampu menerapkan dan mempertahankan kedisiplinan itu ketika mengetik sms. Saya selalu
memikirkan kepraktisan ketika bersms. Tapi orang ini tidak mengabaikan usaha
untuk membuat orang memahami maksudnya di dalam kepraktisan sebuah sms. Orang
seperti ini tanpa gombal pun saya suka apalagi jika ia menggombal.
Komunikasi tanpa sua pandang yang menyamankan orang akan menjadi modal awal
yang baik pada proses selanjutnya. Selama pendekatan, intensitas berkomunikasi juga
penting. Tapi sebagai perempuan bekerja, saya tidak suka dengan pria yang
nyaris setiap menit mengirim sms. Ini seolah tak memahami sikon. Tahu waktulah.
Untuk orang terakhir yang di awal tulisan ini saya ceritakan, sejujurnya
saya tidak terlalu punya mood yang
baik. Ia hadir pada saat yang tak bersahabat. Selain itu, perempuan adalah
makhluk yang ditenagai hati yang kuat. Perempuan cenderung dituntun kata hati
dan firasatnya.
Sua pandang akan menjadi bahan pertimbangan selanjutnya.
Bagi saya, lelaki itu makhluk yang beruntung. Ketertarikan perempuan
biasanya bukan ketertarikan visual. Buat saya tak penting tampang. Perempuan
selalu meninjau hati. Tapi lelaki adalah sebaliknya.
Saya agak sayangkan pengalaman saya yang baru usai, kadang sebagian lelaki
kurang hati – hati. Kadang sebagian lelaki terlalu terburu – buru. Saya maklumi
pemikiran ini; “If I’m single and you’re jomblo
mengapa kita harus memakan terlalu banyak waktu untuk berbasa – basi?”, tapi
seorang lelaki dewasa yang hendak menikah seyogyanya memahami karakter
perempuan yang juga memiliki kehendak yang serupa. Biasanya perempuan pada usia
menikah cenderung untuk sangat berhati – hati dalam memilih pasangan. Mereka mungkin
lebih menginginkan keterikatan yang menjanjikan, tak semata penjajakan saja.
Karena itu, tuntunan kata hati menjadi penting. Orang – orang yang dijodohkan
teman – temannya setidaknya dibekali referensi karakter dari para penjodoh
mereka. Ini adalah pengetahuan paling minimal yang bisa menjadi dasar
ketertarikan dan bagaimana kau harus bersikap pada sua pertamamu. Saya
memaklumi penopengan diri pada sua pertama. Kita harus menahan sebagian
karakter kita agar kita dapat menarik simpati lawan jenis pada awal perkenalan.
Heart Beat
Sekali lagi, ketertarikan lelaki adalah ketertarikan visual, ini mungkin
akan menjadi pertimbangan pertama mereka ketika bersua untuk pertama kali. Tapi perempuan dituntun kata hatinya. Bahasa
tubuh dan bahasa lisanmu akan lebih mempengaruhi penilaian daripada face. Bagi saya, agak ceroboh jika hanya
berdasarkan ketertarikan visual dan bermodal sedikit referensi yang tak
dipahami benar, seorang lelaki langsung melamar diri menjadi kekasih.
Beberapa perempuan akan bersimpati dengan keberanian ini, ditembak pada sua
pertama. Beberapa teman menyayangkan saya yang tak menangkap kesempatan itu.
Ini bukan masalah apakah saya mau membuka hati atau tidak, pun bukan karena
tiba – tiba cinta pertama saya muncul. Terlepas dari uraian lain dalam tulisan
ini, ingin saya konfirmasikan pada beberapa teman bahwa dasar kekagetan saya
yang telah berujung pada penolakan adalah firasat saya yang tak mendukung saya
untuk mengijinkan proses selanjutnya. Hati saya telah memberi penolakan sejak
awal. Jika kalian bertanya mengapa, saya tidak tahu. Dengan kebiasaan saya yang
selalu dituntun firasat, saya akan memenangkan hati saya di atas apapun. Ini
suatu ketaknyamanan yang sangat tak bisa saya jelaskan. Hanya mampu saya raba
tapi tak bisa saya bahasakan. Ini bukan karena orang itu memiliki sifat yang
buruk atau sosoknya tak sesuai selera. Saya meyakini semua orang itu baik.
Hanya saja insting saya tak baik. Mungkin lebih ke ada sebagian karakter orang
itu yang saya pikir tidak akan menghasilkan ikatan dipol dengan karakter saya.
Dan penggunaan bahasanya mempertegas hal itu. Terserah kalian berpendapat apa.
Saya adalah seorang introvent yang dalam sejarah pergaulan saya, hubungan
keakraban begitu mudah tercipta tapi untuk menjadi nyaman berbicara dengan
seseorang saya harus meninjau hati saya. Biasanya ini proses yang alami tanpa
pertimbangan apapun.
Jika keterburu-buruan tadi berlangsung di masa remaja, itu tak akan menjadi
suatu masalah. Tapi pada usia menikah pertimbangkan keyakinanmu sematang
mungkin.
Keterburu-buruan lelaki yang tanpa perhitungan adalah suatu kecerobohan.
Jangan biarkan ketertarikan visual membuat kau melesat tanpa mempertimbangkan
bagaimana karakter perempuan yang kau dekati. Referensi teman hendaknya
dipahami. Beberapa perempuan ingin sedikit luang untuk mempertegas keyakinannya
sebelum terikat. Pelajari apakah ada sinyal ketertarikan di setiap percakapan
sebelum sua pandang (via sms). Jika tidak, jangan terlalu terburu – buru dan
ceroboh. Perhitungkan dan berhati – hatilah. Perempuan itu terkadang sulit
dipahami. Tapi kesabaranmu dalam memahami adalah sesuatu yang akan
dipertimbangkan. Jangan melesat hanya bermodal pengetahuan tentang keunggulan
seseorang tanpa analisa terhadap bagaimana kira – kira ia. Setiap pada diri
seseorang entah itu pekerjaan, teman-temannya, kegemarannya terkoneksi pada karakter,
pola pikir, dan pola hidupnya. Mengertilah itu baik – baik.
Pertimbangan perlu karena heart beat tak
dapat kita jejaki dari diri masing – masing pada sua pertama. Rasa suka yang
akan berkembang pada keinginan untuk terikat jika ada heart beat, debar aneh yang selalu ada ketika orang jatuh cinta.
“Yang buat pacaran berbeda dengan teman itu kan heart beat. Hubungan tanpa dag dig dug
itu teman biasa, bukan someone special.
Cewe selalu dengar kata hati.” Judith E. Seran, S.Si
Heart beat itu alami. Pada beberapa kasus cinta pada pandangan
pertama, heart beat mungkin muncul di
sua pertama. Tapi, tapi, dan sekali lagi tapi, pertimbangan itu perlu. Lelaki
memang cenderung untuk lebih aktif dan memang harus aktif dalam memulai
hubungan. Sekalipun wajahmu secakap Jensen Ackles, perempuan pada usia menikah
tetap akan memberi pertimbangan pada sua pertama. Hanya sedikit yang mengambil
kenekatan dengan langsung menerima.
Sahabat saya, Miss Judith, bilang lelaki tak boleh asal tabrak tanpa
perhitungan. Pertimbangkan target yang akan kau dekati. Jangan percaya diri
tanpa analisa. Meski ketertarikan perempuan bukan ketertarikan visual, namun
suatu kewajaran jika perempuan cantik ingin memiliki lelaki tampan, yang cerdas
ingin yang jauh lebih cerdas darinya. Tapi pemikiran seperti itu akan tergerus
melalui suatu proses. Pada akhirnya lelaki yang tak cukup cakap untuk yang
cantik dan tak cukup pintar untuk yang pintar akan diterima jika dalam proses
ia sanggup mengusahakan segala sesuatu yang membuat calon pasangannya nyaman
dan punya heart beat padanya. Heart beat bisa dibangun dalam sebuah
proses.
Beberapa sahabat saya yang lelaki pada usia menikah terkesan sangat hati –
hati ketika menawar diri menjadi kekasih. Pada usia ini, ketertarikan visual
harus disikapi dengan benar. Jangan ceroboh. Pada usia menikah, lelaki sering
memperhitungkan latar belakangnya dan segala yang ada pada dirinya sebelum ia
melamar diri menjadi kekasih. Ketika hendak mencari istri, ia pasti paham bahwa
menikahi perempuan tak sebatas menikahinya sebagai seorang pribadi tapi juga menikahi seluruh keluarga besarnya. Ia harus cukup
‘bermodal’ guna menerima keyakinan pasangan dan keluarganya.
Sangat penting untuk mengizinkan pengolahan lebih lanjut dari
ketertarikan-ketertarikan visual dan karakter – karakter baik yang mendasari
rasa suka, sebelum seorang lelaki melamar diri menjadi kekasih. Nyamankan
perempuan pada sua pertama. Pastikan itu sebelum melangkah lebih jauh. Izinkan
luang untuk mengenal lebih jauh.
Lebih baik menahan perasaan daripada menjadi ceroboh. Tak langsung menawar
ikatan pada sua pertama akan membantu perempuan menumbuhkan perasaan lebih
terhadap lelaki. Sebagian perempuan sangat menikmati rasa penasaran apakah
lelaki terdekatnya jatuh cinta padanya atau tidak. Heart beat akan semakin asyik dan hebat ketika lelaki mau menunda
waktu. Lelaki yang matang pengalaman akan pandai menghitung waktu, ia akan
pandai menduga pada titik mana ia harus mempertegas perasaannya. Penguluran
waktu yang terlalu lama akan sama buruknya dengan tabrakan tanpa perhitungan yang
dimaksud Miss Judith. Penguluran waktu yang terlalu lama akan melayukan heart beat. Perempuan akan bingung dan bertanya - tanya apakah sinyal ketertarikan yang kau beri selama ini memang benar adanya? Perempuan mungkin akan berpikir pula ia salah menafsir sinyal. Jika kau mengulur waktu terlalu lama karena tak punya keberanian mengungkapkan perasaan, lihat saja, tak lama peluangmu akan disambut kompetitormu. Perempuan itu selalu menuntut kepastian.
Perhitungkan waktu. Beri ruang untuk menumbuhkan heart beat. Ketika sinyal - sinyal telah cukup penuh, lamarlah ia menjadi kekasih. Jangan mengulur waktu terlalu lama.
Perhitungkan waktu. Beri ruang untuk menumbuhkan heart beat. Ketika sinyal - sinyal telah cukup penuh, lamarlah ia menjadi kekasih. Jangan mengulur waktu terlalu lama.
Heart beat memegang peranan yang besar, ialah yang mencetus rasa
cinta. Atas dasar ini, saya sering kecewa jika pasangan PDKT akhirnya tak jadi
pacar. Atas dasar ini pula, selama sepuluh tahun saya mencintai lelaki yang sama, lelaki yang saya yakini sebagai cinta pertama saya.
Heart beat bagi lelaki cinta pertama saya begitu terpelihara. Beberapa orang meyakini hal itu terjadi karena saya tak membuka hati bagi orang lain. Selalu saya sangkal hal ini. Memang bagi setiap perempuan, lelaki cinta pertama adalah sosok panutan, sosok ideal. Tapi mau saya katakan, manusia itu berkembang seturut proses yang ia jalani. Kau tidak dapat menilai saya yang sekarang sama seperti saya sepuluh tahun lalu. Berlatar belakang proses hidup yang saya jalani selama sepuluh tahun, maka karakter lelaki cinta pertama saya tak lagi sosok ideal bagi karakter saya sekarang. Tapi karena heart beat yang entah mengapa masih terpelihara, saya selalu senang setiap kali ia muncul atau setiap kali saya bercerita tentangnya. Selama bertahun - tahun kami telah dipisah jarak beratus kilometer, gaya elektrostatik mungkin tak besar, tapi heart beat yang masih subur membuat saya percaya, saya punya ikatan kosmik dengan lelaki ini sehingga entah bagaimana kami selalu terhubung. Jika engkau meminta penjelasan lebih lanjut, saya hanya bilang, saya juga tidak paham. Saya tidak pernah menutup hati. Jika saya menutup hati, lalu mengapa saya mau menerima perjodohan atau membuka peluang pada beberapa lelaki?
Heart beat itu reaksi alami. Dan bukankah rumusan fisika klasik di atas tak berlaku bagi elemen mikroskopik. Konsep atom modern mengabaikan jarak. Posisi adalah sebuah kebolehjadian. Anggaplah cinta adalah elemen mikroskopik maka ia tunduk pada konsep kimia modern, konsep kebolehjadian, probabilitas, peluang.
Heart beat memungkinkan konsep ikatan berdasakan jarak terabaikan.
Beberapa kunci tidak akan menancap pada gembok. Beberapa mungkin akan menancap disana. Tapi hanya yang cocok yang akan membuka gembok. Hati manusia seperti itu.
Menemukan seseorang yang akan menjadi pasangan seperti berjalan dalam labirin (baca kembali tulisan saya sebelumnya tentang Jodoh).
Heart beat bagi lelaki cinta pertama saya begitu terpelihara. Beberapa orang meyakini hal itu terjadi karena saya tak membuka hati bagi orang lain. Selalu saya sangkal hal ini. Memang bagi setiap perempuan, lelaki cinta pertama adalah sosok panutan, sosok ideal. Tapi mau saya katakan, manusia itu berkembang seturut proses yang ia jalani. Kau tidak dapat menilai saya yang sekarang sama seperti saya sepuluh tahun lalu. Berlatar belakang proses hidup yang saya jalani selama sepuluh tahun, maka karakter lelaki cinta pertama saya tak lagi sosok ideal bagi karakter saya sekarang. Tapi karena heart beat yang entah mengapa masih terpelihara, saya selalu senang setiap kali ia muncul atau setiap kali saya bercerita tentangnya. Selama bertahun - tahun kami telah dipisah jarak beratus kilometer, gaya elektrostatik mungkin tak besar, tapi heart beat yang masih subur membuat saya percaya, saya punya ikatan kosmik dengan lelaki ini sehingga entah bagaimana kami selalu terhubung. Jika engkau meminta penjelasan lebih lanjut, saya hanya bilang, saya juga tidak paham. Saya tidak pernah menutup hati. Jika saya menutup hati, lalu mengapa saya mau menerima perjodohan atau membuka peluang pada beberapa lelaki?
Heart beat itu reaksi alami. Dan bukankah rumusan fisika klasik di atas tak berlaku bagi elemen mikroskopik. Konsep atom modern mengabaikan jarak. Posisi adalah sebuah kebolehjadian. Anggaplah cinta adalah elemen mikroskopik maka ia tunduk pada konsep kimia modern, konsep kebolehjadian, probabilitas, peluang.
Heart beat memungkinkan konsep ikatan berdasakan jarak terabaikan.
Beberapa kunci tidak akan menancap pada gembok. Beberapa mungkin akan menancap disana. Tapi hanya yang cocok yang akan membuka gembok. Hati manusia seperti itu.
Menemukan seseorang yang akan menjadi pasangan seperti berjalan dalam labirin (baca kembali tulisan saya sebelumnya tentang Jodoh).
Seiman dan Seimbang
Sebelum saya mengurai banyak hal ini, kemarin teman saya Loni meringkasnya
dengan nasihat ini, “Vie, carilah jodoh yang seiman dan seimbang”. Katanya
seiman, karena agama adalah hal yang dasariah dalam kehidupan manusia. Seimbang
karena kita akan menghabiskan seumur hidup dengan orang itu. Jangan sampai ada
hal – hal yang akan kita sesalkan di kemudian hari. Seimbang disini tidak
berarti ia cantik maka saya harus tampan. Ia cerdas saya juga harus cerdas. Love is blind. Jika kau dapatkan heart beat maka tak usah pikirkan yang
lain. Teman saya Efni Amelia sering bilang, ketika jatuh cinta tai kambing
terasa coklat.
Tapi saya yang mencari teman hidup akan mencari pasangan yang seimbang.
Upaya mencapai keseimbangan didapat melalui sebuah proses yang menyeluruh tidak
sebatas pada kesan sua pertama. Keseimbangan
itu seperti ini, pada sua pertama sikapnya harus memicu saya untuk memberi ia
kesempatan untuk mengenal saya lebih jauh demikian pula sebaliknya. Saya harus
mampu mengatasi perasaan-perasaan yang tak mampu saya jabarkan yang mengganjal
dan memberatkan saya. Saya tidak akan memaksa diri melanjutkan hubungan dengan
lelaki yang membuat saya tak nyaman sejak awal. Seimbang berarti ia memahami
segala – galanya yang ada dalam diri saya demikian sebaliknya. Seimbang berarti
tak ada pada kami yang terganjal. Tak ada pada kami sesuatu yang tak bisa
diterima atau dengan terpaksa diterima hingga akhirnya menjadi masalah pada
rumah tangga kami kelak. Seimbang berarti visi dan misi membangun rumah tangga
kami sama. Seimbang itu kami saling menerima kelebihan dan kekurangan masing –
masing, saling menghormati, dan menghargai, juga saling mendukung dalam
perkembangan pribadi masing – masing sebagai seorang manusia.
Keseimbangan perlu untuk mengatasi ketimpangan tak terelakan yang memicu
saling menyakiti dalam kehidupan berumah tangga yang kami bangun. Akan lebih baik jika pasangan itu
saling menghargai, bebas dari tekanan saling memangkas ruang gerak, saling
menghalangi kemajuan dan kesempatan mengembangkan diri sebagai seorang manusia.
Sebagai perempuan yang ingin menikah, saya tidak ingin membuang waktu
dengan orang yang tak membuat saya sangat tidak nyaman sejak awal, sangat tidak
nyaman yang terkait dengan adanya firasat tidak enak dan keterpaksaan yang tak
mampu saya atasi. Saya ingin gembira ketika memulai sebuah hubungan. VT, teman lama
saya pernah bilang awal yang baik akan memungkinkan proses yang baik.
Bagi saya keseimbangan dalam pernikahan tercapai ketika ada kesetaraan dalam peran
suami istri. Lelaki yang sering diposisikan sebagai pemimpin tidak harus
menjadi pihak berkuasa yang cenderung menekan. Ia tidak harus tersinggung
ketika karier atau finansial istrinya jauh lebih maju. Ia tidak harus
menghalangi pengembangan kepribadian dan pembatasan hal – hal positif yang akan
dilakukan istrinya selama si istri mampu membagi waktunya untuk rumah tangganya.
Menikahi perempuan bukan membeli pembantu atau pengasuh anak – anak. Menikahi lelaki bukan menikahi investor hidup. Cinta
itu tidak sebatas pada saya memiliki heart
beat dengan ia dan saya ingin menikahi ia. Jika saya sungguh mencintai
pasangan saya, saya akan menerima kelebihan dan kekurangannya bukan untuk
menjadi beban bagi saya tapi mencintai pula semuanya itu. Menghormati pasangan
adalah bagian dari mencintainya. Siapapun pasangan saya, bagaimanapun ia kelak,
ketika saya memutuskan untuk menikahinya tak akan saya sesalkan segala
karakternya di kemudian hari. Ketika saya mencintainya saya berdamai dengan
hati saya dan menerima baik buruknya orang itu dan mengakrabi ia seumur
hidupnya.
Tidak ada yang ideal di dunia ini. Namun, seperti konsep kimia yang penuh dengan usaha pencapaian keseimbangan mulai dari ranah sub atomik sampai senyawa yang kompleks, maka kehidupan manusia yang tunduk pada hukum alam pun menjalani proses yang sama. Selalu ada usaha untuk mencapai keseimbangan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, tapi manusia dapat mengusahakannya melalui rangkaian proses dalam kehidupannya.
Tidak ada yang ideal di dunia ini. Namun, seperti konsep kimia yang penuh dengan usaha pencapaian keseimbangan mulai dari ranah sub atomik sampai senyawa yang kompleks, maka kehidupan manusia yang tunduk pada hukum alam pun menjalani proses yang sama. Selalu ada usaha untuk mencapai keseimbangan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, tapi manusia dapat mengusahakannya melalui rangkaian proses dalam kehidupannya.
Penutup
Yang saya sampaikan disini tak untuk menggurui. Saya hanya berbagi
pengalaman dan mengeluarkan isi kepala saya. Semoga ini dapat menjadi bacaan
asyik bagi para lajang dan bujang. Apapun usaha kita, jodoh itu sudah ada kita
hanya perlu berproses untuk mendapatkannya (baca kembali tulisan saya yang
terdahulu (2011) tentang jodoh di blog ini).
Selamat mencari jodoh.
Vebronia Maria Dona